Malang, 23 Juni 2025 – Sebuah diskusi kritis bertajuk Close Reading #3 kembali digelar, kali ini membedah buku penting karya Saskia Elenora Wieringa, Penghancuran Gerakan Perempuan di Indonesia. Kegiatan ini menjadi panggung intelektual untuk menghidupkan kembali memori kolektif tentang sejarah panjang perjuangan perempuan yang selama ini kerap dikaburkan oleh narasi penguasa.
Acara yang dimotori oleh komunitas Women Ngalam Bergerak ini menggugah kesadaran publik bahwa cerita perempuan tidak bisa dilepaskan dari konteks ekonomi-politik yang lebih luas. Diskusi ini mempertanyakan secara tajam: apakah benar perempuan Indonesia hari ini telah mencapai kesetaraan dan keadilan?
Lewat pembacaan kritis, para peserta diajak merenung tentang bagaimana sejarah perempuan kerap dikubur dan kekerasan terhadap perempuan dianggap tidak pernah terjadi. Padahal, laporan tahunan dari Komnas Perempuan justru menunjukkan bahwa angka kekerasan seksual terus meningkat. Ini menjadi bukti nyata bahwa negara masih belum berpihak secara utuh kepada korban.
"Tak ada kekerasan terhadap perempuan," kata penguasa. Namun faktanya, kekerasan terus terjadi, terutama dalam sistem sosial dan politik yang patriarkis.
Melalui acara ini, para aktivis mengajak masyarakat untuk tidak tinggal diam. Mereka menyerukan pentingnya membedah sejarah perempuan, bukan sekadar sebagai catatan masa lalu, tetapi sebagai bahan bakar perlawanan masa kini demi masa depan yang lebih adil dan setara.
Diskusi ini bukan hanya menjadi ruang edukatif, melainkan juga menjadi bentuk perlawanan terhadap pelupaan sejarah dan normalisasi kekerasan. Suara perempuan harus didengar, diingat, dan diperjuangkan.