Malang, jatimku.com –
Tangis haru dan kebahagiaan memenuhi ruang Masjid An Nurul Munzal Kota Malang pada Minggu, 22 Juni 2025, saat sebanyak 87 santriwan dan santriwati mengikuti prosesi Wisuda dan Imtihan Metode Qur’ana. Kegiatan tahunan ini tidak sekadar menjadi seremoni hafalan Al-Qur’an, tetapi juga momen reflektif yang memperkuat ikatan emosional dan spiritual antara santri dan orangtua.
Sesi paling menyentuh terjadi saat muhasabah, ketika para santri menyampaikan doa dan terima kasih kepada orangtua. Suasana berubah menjadi penuh haru, dengan isak tangis yang pecah dari para wali santri yang tersadar betapa dalamnya perjuangan yang telah mereka lakukan selama ini.
“Dengan doa orangtua yang ikhlas, Allah memudahkan langkah anak-anak ini untuk menghafal Al-Qur’an. Mari kita saling menghargai dan saling mendoakan,” ujar salah satu asatidz dalam sesi tersebut.
Kegiatan ini turut dihadiri langsung oleh Pengasuh PPTQA An Nurul Munzal, Abi Moh. Badrus Sabidil, S.M, S.T, CTRQ, yang menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada seluruh wali santri.
“Amanah ini sangat besar. Kami berkomitmen untuk terus membenahi sistem pendidikan dan fasilitas pondok demi kenyamanan dan kemajuan santri,” tuturnya.
Metode Qur’ana, Cinta Al-Qur’an Secara Bertahap
Pondok ini dikenal dengan Metode Qur’ana, sebuah pendekatan yang bertujuan membantu santri memahami dan mencintai Al-Qur’an secara bertahap dan menyenangkan. Pada sesi imtihan terbuka, para santri menunjukkan kemampuan dalam menyambung ayat, membaca tartil, menjelaskan hukum tajwid, dan bahkan membaca kitab gundul (pegon)—salah satu kemampuan unggulan yang juga dilatihkan di pondok ini.
Tak hanya itu, acara juga diisi dengan berbagai penampilan santri sebagai bagian dari pengembangan keterampilan ekspresi dan kepercayaan diri.
Kegiatan ini menjadi bukti bahwa pendidikan Al-Qur’an tidak hanya tentang hafalan, tapi juga proses pembentukan karakter, kecintaan pada ilmu, dan kehangatan hubungan antara anak dan orangtua.
