Latest News

Bill Gates Akan Donasikan 99 Persen Kekayaannya Hingga 2045, Tutup Gates Foundation

Jatimku.com – Pendiri Microsoft dan salah satu orang terkaya di dunia, Bill Gates, mengumumkan rencana mengejutkan: ia akan mendonasikan 99 persen dari kekayaannya selama 20 tahun ke depan, hingga tahun 2045. Pernyataan ini disampaikan langsung melalui blog pribadinya pada Kamis (8/5/2025).

Tak hanya itu, Gates juga mengumumkan bahwa Gates Foundation, yayasan amal raksasa yang ia dirikan bersama mantan istrinya, Melinda French Gates, akan menutup operasionalnya pada 31 Desember 2045.

"Orang-orang akan mengatakan banyak hal tentang saya ketika saya meninggal, tetapi saya bertekad tidak akan menjadi salah satu dari 'dia meninggal dalam keadaan kaya'," tulis Gates dalam blognya.

Ia menyebut bahwa keputusannya terinspirasi oleh esai Andrew Carnegie tahun 1889 berjudul The Gospel of Wealth, yang menyebut bahwa "orang yang mati dalam keadaan kaya akan mati dalam keadaan memalukan."

Timeline Donasi dan Alokasi Dana

Gates menyusun timeline penyusutan kekayaannya yang kini diperkirakan mencapai 108 triliun dolar AS atau sekitar Rp 1.784 kuadriliun. Dana ini akan didonasikan secara bertahap melalui Gates Foundation, yang sejak tahun 2000 telah mengucurkan lebih dari 100 miliar dolar AS untuk program-program global.

Ia menargetkan penambahan donasi sebesar 200 miliar dolar AS hingga 2045, dengan meningkatkan anggaran tahunan yayasan dari 6 miliar dolar AS menjadi 9 miliar dolar AS.

Fokus Donasi: Kesehatan, Pendidikan, dan Pengentasan Kemiskinan

Dalam 20 tahun ke depan, Gates berharap yayasannya mampu:

  • Menurunkan angka kematian ibu dan anak karena penyakit yang bisa dicegah

  • Memberantas penyakit seperti polio, malaria, campak, dan cacing Guinea

  • Mendanai kemajuan pendidikan dan pertanian di Afrika

  • Membantu ratusan juta orang keluar dari kemiskinan ekstrem

Gates menekankan bahwa semua target ini tidak akan tercapai tanpa dukungan pemerintah global.

Kritik dan Respons

Meski banyak pihak mengapresiasi langkah besar ini, sejumlah kritikus menyebut bahwa Gates dan yayasannya memiliki pengaruh yang terlalu besar terhadap kebijakan kesehatan global dan mungkin menggunakan status amal untuk menghindari pajak.

Namun, Gates tetap optimis. Ia menyebut langkah ini sebagai bentuk urgensi dan tanggung jawab moral.

“Kita bisa menghabiskan lebih banyak uang jika kita tidak berusaha untuk menjadi abadi,” tegas Gates.

Dengan keputusan ini, Gates berharap dapat meninggalkan warisan bukan sebagai orang kaya, melainkan sebagai filantropis yang memperjuangkan perubahan nyata bagi dunia.