Latest News

RI Dihantam Badai PHK, Jumlah Pengangguran Naik Jadi 7,28 Juta Orang

 


JAKARTA – Angka pengangguran di Indonesia kembali meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa per Februari 2025, jumlah pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 7,28 juta orang. Lonjakan ini dipicu oleh gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal di berbagai sektor industri akibat perlambatan ekonomi global dan efisiensi perusahaan.


Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyebutkan bahwa angka ini naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. “Tingkat pengangguran terbuka (TPT) naik menjadi 5,32 persen dari total angkatan kerja. Ini menjadi tanda bahwa pasar tenaga kerja nasional masih belum pulih sepenuhnya,” jelasnya saat konferensi pers, Senin (5/5/2025).


Sektor industri manufaktur dan teknologi menjadi yang paling terdampak. Banyak perusahaan melakukan PHK sebagai langkah efisiensi menghadapi ketidakpastian ekonomi global, lemahnya daya beli, serta peralihan ke sistem otomasi.


Amalia menambahkan, sebagian besar pengangguran baru berasal dari lulusan SMK dan sarjana muda, yang kesulitan bersaing di pasar kerja. “Ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk menyesuaikan kebijakan pendidikan dan pelatihan vokasi dengan kebutuhan dunia kerja yang terus berubah,” tambahnya.


Pemerintah Didukung untuk Bertindak Cepat


Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, mengatakan pihaknya sedang menyiapkan langkah intervensi, termasuk perluasan program padat karya dan pelatihan kerja berbasis digital. “Kami juga mendorong investasi untuk menciptakan lapangan kerja baru,” ujarnya dalam kesempatan terpisah.


Pengamat ekonomi dari INDEF, Bhima Yudhistira, menyarankan agar pemerintah memperkuat perlindungan pekerja dan memberikan insentif bagi pelaku usaha yang mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. “Tanpa intervensi serius, angka pengangguran bisa terus memburuk,” ucap Bhima.


Kondisi ini menjadi alarm keras bagi Indonesia. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga pendidikan agar badai pengangguran tidak menjadi krisis jangka panjang.