Surabaya – Pelestarian lingkungan kini menjadi isu krusial di Jawa Timur, seiring dengan meningkatnya ancaman kerusakan alam akibat aktivitas manusia dan perubahan iklim. Berbagai elemen masyarakat mulai dari pemerintah daerah, komunitas lokal, hingga generasi muda telah mengambil langkah konkret untuk menjaga alam Jawa Timur tetap lestari.
Langkah paling terlihat datang dari gerakan penghijauan di kawasan pegunungan dan hutan lindung. Di Kabupaten Malang, ratusan relawan bersama komunitas pecinta alam melakukan penanaman pohon di lereng Gunung Bromo sebagai bagian dari program "Hijaukan Kembali Tanah Leluhur".
Tak hanya itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) juga menggencarkan kampanye edukasi lingkungan di sekolah-sekolah dan universitas. Program “Satu Siswa, Satu Pohon” kini tengah digalakkan di 20 kabupaten/kota sebagai upaya membangun kesadaran sejak dini.
Sementara itu, di kawasan pesisir seperti Banyuwangi dan Pasuruan, warga lokal didorong aktif dalam menjaga ekosistem mangrove. Banyak kelompok nelayan yang kini beralih menjadi pelestari hutan mangrove demi mencegah abrasi dan menjaga populasi ikan.
“Kami tidak bisa tinggal diam melihat laut dan hutan rusak. Ini sumber hidup kami,” ujar Sarnu, nelayan asal Banyuwangi yang tergabung dalam komunitas “Mangrove Warriors”.
Pengelolaan sampah juga menjadi fokus utama. Sejumlah desa di Sidoarjo dan Gresik mulai menerapkan sistem bank sampah dan daur ulang mandiri. Bahkan, beberapa telah bekerja sama dengan pelaku industri kreatif untuk mengubah sampah plastik menjadi barang kerajinan bernilai ekonomi.
Menurut Kepala DLH Jawa Timur, Andriyanto, semua upaya ini akan sia-sia tanpa keterlibatan aktif masyarakat. “Pelestarian lingkungan bukan sekadar tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama. Kuncinya ada pada perubahan perilaku dan kepedulian masyarakat terhadap alam,” tegasnya.
Dengan makin banyaknya inisiatif lokal yang digerakkan oleh semangat kolektif, harapan untuk melihat alam Jawa Timur tetap hijau dan lestari pun makin nyata. Kini, waktunya seluruh warga Jawa Timur bergandeng tangan menjaga kekayaan alam yang menjadi warisan tak ternilai bagi generasi mendatang.