Baby AE - Menikah satu panggung dan lalu hamil bersamaan dengan sahabat itu sangat menyenangkan sekaligus seru, tapi sebenarnya ada tidak enaknya kalau hamil bersamaan dengan sahabat. Eits, tapi bukan menikah dengan mempelai pria yang sama lho ya, hehe. Namun, tahu tidak kalau ternyata sesama ibu hamil itu bisa saling bersaing lho. Lho, kok bisa begitu? Lalu bagaimana agar persaingan itu menjadi persaingan yang positif?
Meskipun bersahabat,
ternyata hamil bersamaan dengan teman itu bisa menjadi tidak terlalu
menyenangkan. Persaingan untuk mendapatkan perhatian, simpati, dan bantuan
ternyata membuat kamu dan sahabatmu harus lebih bertoleransi. Lalu bagaimana
supaya kamu dan sahabatmu tetap rukun dalam menjalani masa kehamilan? Simak
terus penjelasan di bawah ini ya J.
1. Menyamakan kebutuhan
dengan sahabat
Bagi ibu hamil tentu
akan merasa nyaman jika mengetahui ada orang yang benar-benar mengerti
perasaannya J. Benar atau tidak nih? Tentu saja ibu hamil perlu seseorang yang bersedia mendengarkan curahan hatinya
mengenai betapa melelahkan hamil itu atau betapa tidak nyamannya mengalami morning sickness. Namun, tidak semua ibu
hamil mengalami masalah yang sama. Apabila kamu mengalami semua itu dan
sedangkan sahabatmu tidak. Mungkin kamu akan merasa kesal.
Coba bayangkan! Apabila
mengeluh mengenai mual di pagi hari yang kamu alami dan sahabatmu justru
menganggap dirimu cengeng sebab dia tidak mengalaminya. Pasti terasa sangat
menyebalkan bukan?
Jadi, sarannya cobalah
cari kesamaan kebutuhanmu dengan sahabatmu. Tentu sebagai ibu hamil perlu
berbelanja kebutuhan untuk bayi. Maka, luangkanlah waktu untuk berbelanja ke
toko bayi bersama sahabat. Namun ingat! Jangan juga bersaing untuk membeli
barang kebutuhan yang paling mahal. Sesekali pergilah ke taman, duduk
bersebelahan sambil menikmati indahnya pemandangan. Saling mengobrol mengenai
hal-hal yang menyenangkan tentu akan membuat kamu dan sahabatmu merasa senang,
nyaman, dan tidak berpikiran untuk bersaing.
Suamimu mungkin tidak
mengerti atau tidak bisa memberikan segala kenyamanan yang ibu hamil butuhkan.
Nah, sesama perempuan hamil tentu akan lebih mengerti perasaan dan lebih mampu
memberikan empati yang kamu butuhkan.
2. Menekan keinginan
untuk menjadi super
Memiliki teman yang
mendukung adalah sebuah anugerah, tetapi memiliki teman yang penuh persaingan
hanya akan menjadi mimpi buruk bagimu. Apabila dirimu hamil anak pertama dan
sedangkan sahabat hamil anak kedua, bisa jadi sahabatmu bisa menjadi sok tahu.
Begitu pula kalau kejadian itu sebaliknya. Namun meski begitu, kamu harus tahu
bahwa setiap kehamilan adalah unik. So,
meski sudah mempunyai pengalaman sebaiknya tidak perlu diumbar-umbar dan mengintimidasi
sahabatmu dengan membuatnya merasa tidak berdaya.
Akan tetapi jika kamu
menghadapi hal-hal tersebut sebaiknya hindari topik pembicaraan seputar kehamilan
selama beberapa waktu saat bersama sahabatmu. Dr. Elizabeth Tindle mengatakan
bahwa pendekatan terbaik untuk mengatasi masalah ini adalah dengan cara menekan
semua pembicaraan serta perasaan negatif.
Baca juga: Bermain ke Upside Down World dengan si Kecil yuk
Baca juga: Bermain ke Upside Down World dengan si Kecil yuk
3. Merawat dan mendidik
anak bersama
Apabila kehamilan
bersama itu mempengaruhi persahabatanmu, entah pengaruh positif atau negatif.
Pada saat si kecil lahir pun kamu akan menghadapi kurang lebih hal yang sama.
Idealnya, kamu dan
sahabatmu bisa lebih mempererat hubungan. Saling membantu berbagi pengalaman
mengasuh/ merawat anak, mendidik, dan segala macam mengenai anak adalah hal
yang menyenangkan. Sesekali bolehlah atur waktu untuk reuni bersama. Ajak juga si kecil sehingga mereka pun bisa menjadi sahabat. Atau apabila waktu
terbatas dan jarak jauh memisahkan, sapalah sahabatmu melalui telepon.
Bagi saya pribadi,
menjaga tali persahabatan adalah sesuatu yang berarti. Karena menjalin hubungan
sosial yang baik bisa mengurangi depresi pasca melahirkan.
Selain itu, seseorang ibu yang baru melahirkan memang membutuhkan hubungan sosial yang baik. Sebab jika tidak,
kamu akan menjadi terlalu berkutat dengan dirimu sendiri dan berpotensial
mengakibatkan stress.
Namun, perlu kamu
ketahui, bahwa setiap orangtua memiliki gaya pengasuhan yang berbeda. Perbedaan
itu pula yang bisa menimbulkan konflik. Misal gaya asuhan sahabatmu salah,
sebaiknya tidak menegurnya dengan keras. Sebaiknya kamu mengubah gaya itu
secara perlahan. Ajaklah dia ke seminar tentang perkembangan anak atau
parenting.
Baik, saya rasa cukup
sampai di sini ya teman-teman J. Bagaimana tanggapan kalian? Sudah
paham belum nih? Buat yang belum paham bisa lho tanya di kolom komentar :)
All picture by: Google