Malang, jatimku.com — Ratusan pengendara motor dari berbagai komunitas di Jawa Timur memadati Balai Kota Malang pada Sabtu (11/5) pagi dalam rangka kegiatan "Ride to Palestine 2024", sebuah touring solidaritas untuk mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Acara tahunan yang digagas oleh para pejuang Palestina Jawa Timur ini tidak hanya menjadi ajang berkendara bersama, namun juga wadah silaturahmi antar sahabat Al Aqsa serta pembentukan Sekretariat Bersama (Sekber) Pembebasan Al Aqsa Jawa Timur.
Setelah dilepas secara simbolis dari Balai Kota, para peserta memulai perjalanan menuju Pantai Modangan, Blitar, sebagai titik akhir touring. Dengan membawa semangat solidaritas dan kemanusiaan, mereka menempuh rute sepanjang puluhan kilometer dengan semangat persaudaraan dan kepedulian terhadap kondisi Palestina.
Ketua panitia acara, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar touring, namun juga bentuk nyata dari dukungan moral masyarakat Jawa Timur terhadap perjuangan pembebasan Al Aqsa. "Kami ingin menunjukkan bahwa meski dari jauh, kami tidak tinggal diam. Ini adalah aksi damai dan konsisten tiap tahun,” ujarnya.
Kegiatan ini mendapat dukungan luas dari berbagai elemen masyarakat. Tercatat lebih dari 15 organisasi dan komunitas turut menjadi sponsor dan pendukung kegiatan, di antaranya: BMH (Baitul Maal Hidayatullah), Hasbunallah, Ashabul Yamin, Muslim Biker, Jamaah Al Shafa (JAS), Emak-Emak Militan, Beat Jin Jit, hingga komunitas Biker Muhammadiyah.
Selain touring, acara juga diisi dengan sesi doa bersama, orasi kebangsaan, serta penggalangan dukungan untuk Palestina. Momentum ini diharapkan mampu menguatkan semangat solidaritas dan mempererat jaringan relawan kemanusiaan di Jawa Timur.
"Kami akan terus menggelar aksi ini setiap tahun sebagai bentuk komitmen terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina dan pembebasan Masjid Al Aqsa," kata salah satu relawan.
Dengan mengusung semangat “Dari Jawa Timur untuk Al Aqsa”, para peserta Ride to Palestine 2024 pulang dengan hati yang lebih hangat dan semangat yang menyala—membawa pesan bahwa kemanusiaan tidak mengenal jarak.