Jatimku.com – Internasional. Militer Israel mengklaim telah menemukan jenazah Mohammed Sinwar, salah satu tokoh penting Hamas, di sebuah terowongan bawah tanah yang terletak tepat di bawah Rumah Sakit Eropa, kawasan Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan.
Mohammed Sinwar merupakan adik dari Yahya Sinwar, mantan pemimpin tertinggi Hamas yang sebelumnya tewas dalam serangan Israel pada Oktober 2024 lalu. Israel menyatakan bahwa Mohammed tewas dalam sebuah operasi militer pada 13 Mei 2025, dan jasadnya baru berhasil ditemukan serta diidentifikasi beberapa hari lalu.
Pernyataan resmi disampaikan oleh Brigadir Jenderal Effie Defrin, juru bicara militer Israel (IDF), dalam sebuah kunjungan terbatas bersama wartawan asing ke lokasi penemuan. Defrin menyebut, terowongan tersebut merupakan markas komando strategis Hamas yang sengaja dibangun tepat di bawah fasilitas medis.
“Kami menemukan sebuah kompleks bawah tanah tepat di bawah ruang gawat darurat rumah sakit. Di salah satu ruang, kami menemukan dan menewaskan Mohammed Sinwar,” ujar Defrin dalam keterangannya, Minggu (8/6/2025), dikutip dari Reuters.
Selain Mohammed Sinwar, IDF juga mengklaim menemukan jenazah Mohammad Shabana, komandan Brigade Rafah, serta beberapa militan Hamas lainnya di lokasi yang sama. Mereka menyebut temuan ini sebagai bukti nyata penggunaan fasilitas sipil oleh Hamas untuk tujuan militer, termasuk menjadikan rumah sakit sebagai tameng manusia.
Israel mengaku telah melakukan uji DNA dan pemeriksaan forensik lainnya untuk mengonfirmasi identitas jenazah.
Sebelumnya, pada 28 Mei 2025, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah lebih dulu mengumumkan bahwa Mohammed Sinwar berhasil dilumpuhkan dalam operasi militer. Namun, ini adalah kali pertama jasadnya diklaim telah ditemukan dan diverifikasi.
Hingga kini, pihak Hamas belum memberikan tanggapan resmi terkait klaim ini. Namun, para pengamat menilai bahwa Mohammed Sinwar kemungkinan telah mengambil alih komando sayap bersenjata Brigade Ezzedine al-Qassam setelah pemimpinnya, Mohammed Deif, juga dinyatakan tewas oleh Israel.
Klaim ini diperkirakan akan memperkeruh eskalasi konflik di Gaza yang terus memanas sejak tahun lalu. Sementara itu, dunia internasional terus mendesak agar kedua pihak menahan diri dan mengutamakan keselamatan warga sipil.