SDIT Ahmad Yani Malang Gelar Teaterikal “Resolusi Jihad” dan Upacara Pahlawan yang Menggetarkan Jiwa
Table of Contents
SDIT Ahmad Yani Malang Gelar Teaterikal “Resolusi Jihad” dan Upacara Pahlawan yang Menggetarkan Jiwa
Menyalakan Api Patriotisme, Menumbuhkan Pahlawan Masa Kini dari SITAYA
Malang — Suasana pagi di halaman upacara SDIT Ahmad Yani Malang dipenuhi aura kebangsaan yang menggetarkan. Gemericik semangat para murid berpadu dengan warna-warni kostum pahlawan dan profesi yang mereka kenakan. Dari seragam dokter, tentara, ulama, guru, hingga pejuang kemerdekaan, semua tampil penuh percaya diri dalam peringatan Hari Pahlawan yang berlangsung meriah dan penuh makna (10/11/2025).Baca juga : Outing Class SITAYA Kelas 2: “Kreasi Horta dan Budidaya Ikan”, Belajar Seru, Bertumbuh Bersama Alam
Tahun ini, SDIT Ahmad Yani kembali menunjukkan komitmennya sebagai sekolah ramah anak yang berkarakter dan berwawasan kebangsaan, melalui gelaran upacara bendera dan teaterikal “Resolusi Jihad” yang melibatkan murid kelas VI sebagai pemerannya dengan penuh antusias.Makna Hari Pahlawan: Dari Surabaya 1945 untuk Generasi SITAYA 2025
Hari Pahlawan bukan sekadar momen peringatan yang tertulis dalam kalender, melainkan momen bersejarah yang menjadi simbol keberanian dan pengorbanan bangsa Indonesia. Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 menjadi tonggak perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Sebagai lembaga pendidikan Islam yang berkomitmen menanamkan nilai-nilai karakter, SDIT Ahmad Yani Malang memaknai Hari Pahlawan sebagai momentum untuk menanamkan kesadaran sejarah, nasionalisme, dan semangat juang kepada murid sejak dini.
“Menjadi pahlawan masa kini berarti berjuang melawan kebodohan, kemalasan, dan kemiskinan. Murid SITAYA harus mampu melawan ‘setan gepeng’ yaitu gadget yang melalaikan dengan cara belajar sungguh-sungguh dan memperbanyak ibadah,” ujar Ustadzah Nurdiah Rachmawati, S.Pd., M.Pd, Kepala SDIT Ahmad Yani, dalam amanat upacara yang menggugah semangat seluruh peserta.Teaterikal “Resolusi Jihad”: Sejarah yang Dihidupkan Kembali di Panggung SITAYA
Setelah upacara, halaman sekolah berubah menjadi panggung besar perjuangan. Murid-murid kelas VI tampil memukau dalam teaterikal berjudul “Resolusi Jihad”, menggambarkan semangat perjuangan santri dan rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dari serangan pasukan Inggris.
Sebanyak 69 murid terlibat dalam pementasan ini, terbagi menjadi: Pasukan Inggris, Pasukan Hizbullah, Laskar Rakyat, Laswi (Laskar Wanita Indonesia), PMI (Palang Merah Indonesia) dan Dapur Umum
Dengan kostum khas, mulai dari baju hijau pasukan Inggris hingga kebaya tradisional pejuang dapur umum, mereka menjiwai peran masing-masing dengan penuh penghayatan. Adegan demi adegan heroik menghidupkan kembali suasana perjuangan Surabaya tahun 1945.
Penampilan ini tidak hanya menampilkan seni dan keberanian murid, tetapi juga menjadi media pembelajaran hidup yang menanamkan nilai patriotisme dan spiritualitas. Para murid dan guru yang menyaksikan pun tampak haru dan bangga melihat semangat anak-anak kelas VI di atas panggung perjuangan.
Nonton Bareng dan Worksheet Patriotik
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan Nonton Bareng (NOBAR) film dokumenter edukatif “Laskar Hizbullah: Fragmen Perjuangan yang Terlupakan”. Murid-murid menonton dengan khidmat dan antusias, lalu mengisi lembar kerja reflektif (worksheet) sekaligus membuat surat untuk ayah yang akan dipersembahkan saat momen peringatan Hari Ayah nantinya. Dari refleksi tersebut mengajak mereka menuliskan nilai-nilai kepahlawanan yang bisa mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi hiburan edukatif, tetapi juga sarana pembentukan karakter, nasionalisme, dan tanggung jawab sosial sebagai bagian dari dimensi profil lulusan (DPL) keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, kewargaan, penalaran kritis dan kreativitas.
“Anak-anak belajar sejarah bukan sekadar dari buku, tapi melalui pengalaman langsung yang berkesan. Dari sinilah lahir generasi yang memahami arti perjuangan dengan hati,” ungkap Ustadzah Maghfi selaku pelatih teaterikal sekaligus guru dengan mata berbinar.
Nonton Bareng dan Worksheet Patriotik
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan Nonton Bareng (NOBAR) film dokumenter edukatif “Laskar Hizbullah: Fragmen Perjuangan yang Terlupakan”. Murid-murid menonton dengan khidmat dan antusias, lalu mengisi lembar kerja reflektif (worksheet) sekaligus membuat surat untuk ayah yang akan dipersembahkan saat momen peringatan Hari Ayah nantinya. Dari refleksi tersebut mengajak mereka menuliskan nilai-nilai kepahlawanan yang bisa mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini tidak hanya menjadi hiburan edukatif, tetapi juga sarana pembentukan karakter, nasionalisme, dan tanggung jawab sosial sebagai bagian dari dimensi profil lulusan (DPL) keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME, kewargaan, penalaran kritis dan kreativitas.
SDIT Ahmad Yani: Melahirkan Generasi Pembelajar yang Berjiwa Pahlawan
“Kami ingin setiap murid menyadari bahwa pahlawan itu bisa lahir dari mana saja, dari ruang kelas, dari sikap jujur, dari semangat belajar, dan dari ketaatan beribadah,” tutur Ustadzah Nurdiah menutup kegiatan dengan penuh optimisme.Peringatan Hari Pahlawan di SDIT Ahmad Yani bukan sekadar seremoni, tetapi wujud nyata pendidikan karakter berbasis nilai-nilai kebangsaan dan keislaman. Sekolah ini terus meneguhkan diri sebagai tempat tumbuhnya generasi tangguh yang mencintai tanah air, berakhlak mulia, dan berjiwa sosial tinggi.



