Dampak Erupsi Semeru di Lumajang: Ratusan Rumah Rusak, Status Tetap Awas
Jatimku.com, Lumajang - Gunung Semeru kembali menunjukkan aktivitas vulkanik yang intens sejak erupsi pada 19 November 2025. Dampak kerusakan di wilayah sekitar, terutama Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, kini semakin jelas terlihat. Ratusan rumah warga tertimbun abu vulkanik, bahkan puluhan diantaranya mengalami rusak berat.
Baca juga : Erupsi Semeru: 187 Pendaki di Ranu Kumbolo Berhasil Turun dengan Aman
Kepala BPBD Provinsi Jawa Timur, Gatot Soebroto, menjelaskan bahwa setidaknya 200 rumah tertimbun abu, sementara 21 rumah mengalami kerusakan parah. Rata-rata rumah warga yang terdampak erupsi Semeru berada di Desa Supiturang.
Tak hanya pemukiman, sejumlah fasilitas umum juga ikut rusak. SDN Supiturang 02, tujuh unit musala, serta satu Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) dilaporkan mengalami kerusakan akibat abu dan material vulkanik. Selain kerusakan bangunan, erupsi Semeru juga mengakibatkan korban luka dan kematian hewan ternak. Tercatat tiga warga mengalami luka akibat paparan abu, sedangkan empat ekor sapi dan 139 kambing ditemukan mati.
BPBD Jawa Timur kini fokus pada upaya pembersihan material vulkanik untuk memulihkan akses dan aktivitas warga.
Baca juga : Update Erupsi Semeru 2025: Kondisi Ranu Kumbolo Aman, Pendakian Ditutup Sementara
Sementara itu, Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, mengonfirmasi bahwa Semeru masih berada pada Status Level 4 (Awas). Dalam periode 23 November 2025 pukul 00.00-06.00 WIB, tercatat 36 kali letusan, dengan ketinggian kolom abu mencapai 500-700 meter berwarna putih kelabu ke arah barat daya. Selain itu, Semeru juga mengalami dua kali guguran dan delapan kali hembusan.
Petugas mengimbau warga untuk tidak beraktivitas dalam radius 20 km dari puncak Semeru, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi awan panas guguran dan banjir lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di gunung tersebut.