Kisah Mengharukan Santri Selamat dari Reruntuhan Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo

Table of Contents



Jatimku, Sidoarjo - Tragedi runtuhnya Pondok Pesantren Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, menyisakan luka mendalam. Hingga Kamis (2/10), Tim SAR menyatakan tidak lagi menemukan tanda-tanda kehidupan di balik puing. Total korban selamat mencapai 13 orang, dengan kisah menyentuh dari balik reruntuhan.

Baca juga : Haikal, Santri Selamat dari Reruntuhan Ponpes Sidoarjo: Tetap Salat Meski Terjepit

1. Salat di Tengah Puing

Syahlendra Haical (13), santri asal Probolinggo, terjebak selama dua hari. Dalam kondisi terhimpit beton, Haikal tetap melaksanakan salat sambil terbaring. Ia juga sempat salat berjamaah dengan temannya yang kemudian wafat dalam posisi sujud.

2. Baru Sadar Setelah Dievakuasi

Al Fatih Cakra Buana (14) mengira dirinya hanya tertidur lama. Ia baru sadar bahwa bangunan ponpes ambruk setalh berhasil dievakuasi pada hari ketiga. Fatih mengaku bermimpi seperti berjalan dan minum, padahal sedang terjebak di bawah puing.

Baca juga : Update Tragedi Ponpes Al-Khoziny: 5 Santri Meninggal, Ini Daftar Namanya

3. Diamputasi untuk Bertahan Hidup

Nur Ahmad menjadi salah satu korban yang selamat setelah menjalani amputasi tangan. Petugas medis terpaksa melakukan prosedur di bawah reruntuhan demi menyelamatkan nyawanya, meski penuh risiko.

4. Tiga Hari Tanpa Makan dan Minum

Korban terakhir yang ditemukan hidup adalah Syaiful Rosi Abdillah (13). Ia bertahan selama tiga hari tanpa makan dan minum. Rosi mengalami luka parah pada kaki hingga harus diamputasi. Dalam kondisi terbatas, ia terus membaca selawat dan istighfar.

Tragedi Ponpes Al-Khoziny menjadi duka besar bagi warga Sidoarjo dan dunia pendidikan pesantren. Namun dari puing-puing bangunan, lahir kisah keteguhan iman, harapan, dan perjuangan hidup yang tak ternilai.