Haikal, Santri Selamat dari Reruntuhan Ponpes Sidoarjo: Tetap Salat Meski Terjepit
Jatimku.com, Sidoarjo - Syahlendra Haical atau Haikal (13), santri Pondok Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo, menjadi salah satu korban selamat dalam tragedi ambruknya bangunan ponpes. Haikal terjebak selama dua hari di bawah puing beton sebelum akhirnya berhasil dievakuasi petugas pada Rabu (1/10) pukul 15.22 WIB.
Baca juga : Update Tragedi Ponpes Al-Khoziny: 5 Santri Meninggal, Ini Daftar Namanya
Saat dijenguk oleh Senator DPR RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, Haikal menceritakan kisah harunya. Dalam kondisi tubuh terjepit dan hanya bisa berbaring, ia tetap menunaikan salat. Bahkan, saat waktu Isya tiba, Haikal sempat mengajak temannya salat berjamaah.
"Ayo salat, ayo salat," ujar Haikal sambil terbaring di salah satu ruang di RSUD Notopuro Sidoarjo. Ia sempat mendengar suara seseorang mengimami salat, namun saat waktu Subuh, temannya tak lagi menyahut. Saat itulah, ia menyadari bahwa temannya telah meninggal dunia.
Haikal bertahan di bawah reruntuhan bersama jasad temannya yang ditemukan dalam posisi sujud. Ia menjadi korban ke-13 yang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat, meski tubuhnya lemah dan dehidrasi.
Senator Lia Istifhama atau yang akrab disapa Ning Lia tak kuasa menahan tangis saat mendengar kisah tersebut.
"Dia bukan hanya kuat secara fisik, tapi juag sangat cerdas dan beriman. Dalam kondisi paling mencekam, ia tetap ingat salat bahkan mengimplementasikan ilmu yang diajarkan di sekolahnya. Ini pelajaran mahal untuk kita semua," ujar Ning Lia.
Baca juga : Musala 4 Lantai di Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo Roboh, 3 Santri Tewas
Ibunda Haikal, Dwi Ajeng, turut menangis haru. Ia mengaku terkejut dan bersyukur karena anaknya tetap salat dan menjaga prinsip meski dalam kondisi kritis. Bahkan, Haikal tidak meminum dua botol air yang ada di dekatnya karena merasa itu bukan miliknya.
"Dia bilang itu bukan haknya. Dia takut meminum air itu karena bukan miliknya. Anak sekecil itu bisa berpikir sejernih itu, Masya Allah," tutur Ajeng.
Selama terjebak, Haikal juga memilih untuk tidak banyak bergerak agar hemat energi, hal itu ia lakukan karena ia pernah mempelajarinya dari pelajaran IPAS di sekolah.
Setelah pulih, Haikal berencana melanjutkan sekolah di SMPN 1 Probolinggo, dekat rumah keluarganya. Karena ia selalu memegang teguh cita-citanya untuk terus menuntut ilmu.