Sumur Tercemar Banjir di Malang, Ribuan Warga Krisis Air Bersih
Jatimku.com - Malang. Ratusan sumur warga di Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, tercemar akibat banjir yang melanda wilayah tersebut akhir pekan lalu. Banjir ini terjadi akibat luapan Sungai Panguluran yang membawa material lumpur dan kotoran, mencemari sumber air bersih milik warga.
Baca juga : Mengenal Gelombang Ekuatorial Rossby, Biang Banjir Besar di Bali
Menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, sedikitnya 200 sumur warga terdampak langsung oleh banjir. Wilayah yang paling parah terkena dampak adalah Dusun Krajan Tengah, Krajan Kulon, Krajan Wetan, dan Roworate.
Banjir ini berdampak pada sedikitnya 2.228 jiwa dari 830 kepala keluarga. Selain merendam rumah dan jalan lingkungan, banjir juga menyebabkan krisis air bersih yang cukup serius bagi warga.
"Ada sebanyak 200 sumur warga yang terdampak, hingga hari ini sudah 53 sumur yang kami bersihkan," ujar Sadono Irawan, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, pada Rabu (24/9/2025).
Proses pembersihan sumur dilakukan secara bertahap oleh tim gabungan dari BPBD, Dinas Kesehatan, dan instansi teknis lainnya. Pada Selasa (23/9), sebanyak 31 sumur berhasil dikuras dan dibersihkan di enam dusun terdampak.
Sadono menjelaskan, tidak semua sumur dibersihkan oleh tim gabungan. Beberapa sumur mengalami pencemaran ringan dan sudah kembali jernih, sementara lainnya dibersihkan secara mandiri oleh warga.
Pembersihan dilakukan menggunakan metode manual dengan bantuan alat ringan. Selain menguras, tim juga memberikan cairan penjernih dari Dinas Kesehatan agar air sumur kembali layak digunakan.
Baca juga : Keadaan Wilayah Bekasi Setelah Diterjang Banjir
Untuk mengatasi krisis air bersih, BPBD Kabupaten Malang telah menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 90 ribu liter selama tiga hari berturut-turut, yakni sejak Sabtu hingga Senin. Setiap harinya, 30 ribu liter air bersih didistribusikan kepada warga.
"Untuk distribusi air bersih sudah kami lakukan, setiap hari 30 ribu liter dikalikan 3 hari. Mulai Sabtu, Minggu, hingga Senin kemarin," terang Sadono.
Banjir yang tejadi selama sekitar enam jam itu merendam area permukiman seluas sekitar 1,49 hektare. Meski air sudah surut, proses pemulihan pasca bencana masih terus berlangsung. Tantangan yang dihadapi tim di lapangan termasuk tumpukan lumpur, kerusakan infrastruktur, serta pemulihan sumber air bersih.
"Kami dibantu dari berbagai instansi untuk melakukan pembersihan. Kami juga melakukan pendistribusian bantuan, pengurasan sumur, hingga pembersihan jalur dan saluran air," imbuhnya.
Sadono mengimbau warga Kabupaten Malang, khususnya yang tinggal di wilayah rawan bencana untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi, terutama saat musim hujan.
Pemerintah daerah bersama instansi terkait terus melakukan pemantauan dan mitigasi untuk mencegah dampak lebih besar di masa mendatang.