Panen Bareng Gibran, Titiek Soeharto Tegaskan Stop Penyelundupan Benih Lobster

Table of Contents

 


Jatimku.com – Batam. Suasana Balai Perikanan Budi Daya Laut (BPBL) Batam, Kepulauan Riau, Rabu (10/9/2025) siang, terasa berbeda. Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, bersama Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto, hadir untuk menyaksikan sekaligus melakukan panen lobster.

Baca juga : Tuntutan Rakyat 17+8 Diserahkan, Demokrat: DPR Harus Lebih Terbuka

Di tengah kegiatan tersebut, Titiek menyampaikan pesan tegas terkait maraknya penyelundupan benih bening lobster (BBL) yang merugikan negara. “Dan ke depan kita minta supaya tidak ada lagi penyelundupan BBL benih bening lobster,” tegasnya usai panen.

Menurutnya, praktik penyelundupan selama ini kerap terjadi, baik secara resmi maupun melalui jalur ilegal. Padahal, Indonesia sudah memiliki kemampuan membesarkan benih lobster di dalam negeri. “Jadi ini supaya dicegah karena kita sudah bisa membesarkan sendiri,” ujarnya.

Lebih jauh, Titiek menekankan pentingnya peran Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam mengelola potensi besar lobster Indonesia. Ia mendorong agar kerja sama dengan pihak luar negeri diarahkan untuk dilakukan di dalam negeri.

“Dan kita juga mendorong agar KKP yang sudah bekerja sama di luar negeri supaya si partner yang luar negeri itu melakukan pembesaran benih ini di Indonesia supaya bisa menambah lapangan pekerjaan dan meningkatkan devisa kita,” ucapnya.

Pesan ini mendapat perhatian serius, mengingat nilai ekonomi lobster sangat tinggi di pasar internasional. Dengan pembesaran benih lobster di dalam negeri, Indonesia bisa menahan kebocoran devisa sekaligus membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat pesisir.

Baca juga : Kronologi Kasus Korupsi Laptop Rp 1,98 Triliun, Seret Nama Nadiem Makarim

Sementara itu, Wapres Gibran Rakabuming Raka menyoroti pentingnya pemerataan pembangunan. Menurutnya, sektor kelautan seperti lobster bisa menjadi kekuatan baru dalam pemerataan ekonomi.

Ia menilai, potensi kelautan di wilayah pesisir Indonesia, termasuk Kepulauan Riau, dapat menjadi tumpuan ekonomi daerah jika dikelola dengan baik. Kehadiran Gibran sekaligus menunjukkan dukungan pemerintah pusat dalam memperkuat sektor maritim.

Indonesia selama ini dikenal sebagai salah satu negara dengan potensi lobster terbesar di dunia. Namun, potensi itu sering kali bocor akibat praktik penyelundupan BBL. Harga tinggi di luar negeri membuat aktivitas ilegal tersebut terus menggoda, meski jelas merugikan bangsa.

Dengan adanya panen bersama ini, diharapkan menjadi momentum untuk memperkuat komitmen bersama: memberantas penyelundupan sekaligus memperkuat budi daya lobster nasional.

Titiek menutup keterangannya dengan harapan agar lobster tidak hanya menjadi komoditas unggulan ekspor, tetapi juga menjadi jalan bagi kesejahteraan masyarakat pesisir. Ia yakin, dengan ketegasan pemerintah dan dukungan semua pihak, penyelundupan bisa dihentikan.

Kegiatan panen lobster bersama Gibran dan Titiek ini menjadi sinyal kuat bahwa isu penyelundupan BBL kini berada di radar utama pemerintah. Selain itu, pengembangan budi daya di dalam negeri diharapkan mampu mengubah potensi menjadi kekuatan nyata bagi perekonomian nasional.