Kontainer Bantuan Kemanusiaan dari Malang Tertahan di Sumatera, Relawan Mengaku Dipersulit
Malang, Jatimku.com – Penyaluran bantuan kemanusiaan dari Malang Raya untuk korban banjir di Sumatera dilaporkan mengalami kendala di lapangan. Relawan Posko Malang Bersatu mengungkapkan bahwa dua kontainer berisi bantuan sempat tertahan di Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara, sebelum akhirnya dapat dilepas dan disalurkan kepada masyarakat terdampak.
Perwakilan Relawan Posko Malang Bersatu, Mahardika Brilliandi, menjelaskan bahwa bantuan tersebut merupakan hasil penggalangan donasi masyarakat Malang Raya yang dikirim menggunakan kontainer dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, menuju Pelabuhan Belawan.
“Setelah donasi terkumpul, kami kirim bantuan menggunakan kontainer dari Surabaya ke Pelabuhan Belawan. Namun saat relawan hendak mengambil bantuan tersebut, kontainernya justru tidak ditemukan di pelabuhan,” ujar Mahardika kepada wartawan.
Setelah dilakukan penelusuran, relawan mendapatkan informasi bahwa kontainer tersebut telah dialihkan ke gudang milik Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Kondisi ini membuat proses penyaluran bantuan sempat terhambat.
Mahardika menyebut, pihak relawan diminta menunjukkan berbagai dokumen untuk membuktikan bahwa bantuan tersebut memang berasal dari Relawan Posko Malang Bersatu. Setelah berkoordinasi dengan BPBD Jawa Timur dan pihak Pelabuhan Tanjung Perak, relawan akhirnya memperoleh surat keterangan yang menyatakan keabsahan bantuan tersebut.
Namun, persoalan belum sepenuhnya selesai. Relawan mengaku sempat diminta untuk mengganti biaya pemindahan kontainer dari pelabuhan ke gudang pemerintah setempat.
“Kami diminta mengganti biaya pengiriman kontainer ke gudang, padahal relawan tidak pernah meminta bantuan tersebut dipindahkan. Seharusnya kontainer diambil langsung di Pelabuhan Belawan,” jelasnya.
Biaya yang dimaksud disebut mencapai Rp1,2 juta per kontainer. Dengan dua kontainer yang tertahan, total biaya yang diminta mencapai Rp2,4 juta. Relawan menolak permintaan tersebut karena merasa tidak memiliki kewajiban membayar biaya tambahan, terlebih bantuan tersebut bersifat kemanusiaan dan seluruh kegiatan relawan dilakukan secara sukarela.
“Semua relawan menggunakan biaya pribadi untuk operasional. Kami merasa keberatan jika masih harus menanggung biaya tambahan untuk bantuan kemanusiaan,” tambah Mahardika.
Bantuan yang dikirim diketahui mencapai hampir 20 ton, terdiri dari beras, air mineral, mi instan, selimut, kasur lipat, serta kebutuhan pokok lainnya. Dari total lima kontainer bantuan yang dikirim, dua di antaranya sempat mengalami kendala tersebut.
Kasus ini kemudian menjadi sorotan publik setelah ramai diperbincangkan di media sosial. Menyusul perhatian masyarakat, dilakukan mediasi antara relawan dan pihak terkait. Berdasarkan informasi terbaru, bantuan tersebut akhirnya dilepas tanpa dibebankan biaya tambahan dan siap disalurkan kepada korban banjir di Aceh dan wilayah terdampak lainnya.
Relawan Posko Malang Bersatu berharap ke depan tidak ada lagi hambatan birokrasi dalam penyaluran bantuan kemanusiaan, sehingga bantuan dapat segera sampai kepada masyarakat yang membutuhkan.
“Bantuan ini murni dari masyarakat untuk masyarakat. Kami berharap semua pihak dapat mendukung kelancaran aksi kemanusiaan,” pungkas Mahardika.