Inovasi Filantropi Berkelanjutan: YDSF Raih Indonesia’s SDGs Action Awards 2025 di Konferensi Bappenas
Table of Contents
Jakarta – Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) dinobatkan sebagai pemenang ke-3 Indonesia’s SDGs Action Awards (SAA) 2025 untuk kategori Filantropi. Penghargaan prestisius ini diberikan oleh Kementerian PPN/Bappenas dan Badan Gizi Nasional (BGN) atas komitmen YDSF dalam mengarusutamakan nilai-nilai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui praktik terbaik yang inovatif (19/11/2025).
Baca juga : YDSF Malang Dukung Kegiatan Yatim dan Disabilitas Ceria ke-29 Bersama Masjid Al Falah Gadang
Penghargaan diserahkan dalam acara Konferensi Utama Pembangunan Berkelanjutan yang bertema "Meningkatkan Kualitas SDM, Percepatan Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dan Penurunan Kemiskinan", sekaligus menjadi penutup rangkaian Konferensi Tahunan Pembangunan Berkelanjutan 2025.
Acara berlangsung pada Rabu, 19 November 2025, di Ruang Rapat Djunaedi Hadisumarto (DH) 1-4, Gedung Utama Kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta Pusat.
Diapresiasi Lewat Inovasi Pangan dan Gizi
YDSF memenangkan penghargaan ini melalui program unggulannya: "LactoFA Empowerment: Inovasi Pangan Bergizi dan Ekonomi Berkelanjutan melalui Diversifikasi Produk FASTIK dan Program Kampung Sedekah Susu di Kota Batu."
Staf Ahli Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementerian PPN/Bappenas selaku Kepala Sekretariat Nasional SDGs, Pungkas Bahjuri Ali, STP., MS., Ph.D, menyampaikan Laporan Pelaksanaan SAA 2025, sebelum penyerahan penghargaan dilakukan oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas, Prof. Dr. Ir. Rachmat Pambudy, M.S., Kepala Badan Gizi Nasional, Dr. Ir. Dadan Hindayana, dan Wakil Menteri PPN/Wakil Kepala Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard, S.I.P., M.A..
Dalam agenda penganugerahan ini diterima langsung oleh Direktur Utama YDSF , pada kesempatan ini penuh rasa syukur menyampaikan
"Alhamdulillah, kemenangan ini menegaskan bahwa model filantropi produktif dapat menjadi motor penggerak percepatan SDGs di tingkat akar rumput, kami sebagai LAZNAS akan terus berupaya memberikan dampak yang berkelanjutan" ujar Bapak Jauhari Sani selaku Direktur Utama YDSF.Lebih lanjut Khabib Qhoiril A Selaku Manajer Program YDSF Malang, dalam best practice yang diangkat pada penganugerahan ini menyampaikan,
"Melalui LactoFA Empowerment, kami berhasil mengubah bantuan zakat dan/atau wakaf menjadi modal produktif berupa sapi perah induk bunting, bukan sekadar bantuan konsumtif, sekaligus menargetkan mustahik mencapai kemandirian ekonomi, serta melanjutkan inovasi pangan dan gizi."
Baca juga : YDSF Malang Perkuat Sinergi Dakwah melalui Penandatanganan Kerja Sama dengan Para Da’i Binaan
Selain itu kemenangan YDSF dinilai sangat relevan dengan fokus utama Konferensi Bappenas tahun ini, yaitu penguatan Program Strategis Nasional (PSN) Makan Bergizi Gratis (MBG). Program LactoFA Empowerment secara langsung mendukung inisiatif ini melalui:- Kampung Sedekah Susu
Gerakan ini mendorong peternak binaan YDSF untuk menyalurkan sebagian susu hasil ternaknya, yang kemudian digunakan untuk pendanaan bantuan pendidikan dan infrastruktur masjid.
- Inovasi Produk FASTIK
Diversifikasi susu menjadi produk FASTIK (Al-Falah Stik Susu) yang bernilai tambah dan terjangkau, memperkuat akses pangan bergizi (SDG 2 – Zero Hunger) serta berpotensi menjadi pendukung pasokan gizi program MBG di daerah.
Inovasi YDSF juga menonjol dalam aspek keberlanjutan:
- Dampak Ekonomi
Program ini menerapkan Pendanaan Berbasis Kinerja (Performance Based Financing) yang memberikan insentif dan dukungan tambahan kepada peternak yang berhasil menjaga produktivitas sapi.
- Dampak Lingkungan
Pengelolaan limbah ternak diubah menjadi pupuk organik, mendukung pertanian sekitar dan mempromosikan Responsible Consumption and Production (SDG 12).
- Dampak Sosial
Program ini mengubah pola pikir mustahik dari penerima bantuan menjadi pemberi manfaat melalui ikrar sedekah susu, menciptakan solidaritas sosial yang berkelanjutan.
YDSF berharap penghargaan ini dapat menjadi inspirasi bagi lembaga filantropi lainnya untuk merancang program pemberdayaan yang tidak hanya berorientasi bantuan, tetapi juga menciptakan siklus ekonomi produktif dan akselerasi pencapaian SDGs nasional.
