Malang, jatimku.com –
Dalam momentum bersejarah bertajuk Deklarasi Pembentukan Federasi Baru Sarbumusi, sebanyak ±140 peserta dari berbagai sektor buruh di wilayah Malang Raya (Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang) berkumpul di Warung Rindam Alam, Kabupaten Malang, Sabtu Wage, 21 Juni 2025.
Acara ini menjadi babak baru dalam penguatan konsolidasi gerakan buruh berbasis nilai keislaman dan kebangsaan. Dua federasi resmi dideklarasikan dalam kegiatan ini, yaitu Federasi RTMM Gartek Sarbumusi (sektor Rokok, Tembakau, Makanan, Minuman, Garmen, dan Tekstil) dan Federasi TPI Sarbumusi (sektor Transportasi, Pendidikan, dan Informal).
Kolaborasi dan Konsolidasi Buruh Lintas Sektor
Kegiatan ini digagas oleh Forum Komunikasi Sarbumusi Malang Raya sebagai bagian dari langkah strategis membangun kekuatan buruh dari bawah. Acara dipandu langsung oleh Rudianto, S.Pd., S.H., M.A.P. (Goes Idur) selaku Ketua DPC K-SARBUMUSI Kota Batu, yang dalam pengantarnya menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor.
“Posisi tawar buruh hanya akan kuat jika kita bersatu, saling dukung lintas sektor dan wilayah. Ini bukan hanya tentang hak normatif, tapi juga tentang martabat kerja dan masa depan keluarga buruh,” tegasnya.
Turut hadir tokoh senior H. Tashari dari Forum Komunikasi Sarbumusi Malang Raya, yang menyerukan pentingnya menjaga nilai-nilai Nahdliyyin dalam perjuangan buruh, serta mempererat hubungan antar-DPC agar gerakan semakin solid.
Deklarasi sebagai Titik Awal Perjuangan Baru
Sesi deklarasi dipimpin oleh Sokheh, perwakilan dari DPC K-SARBUMUSI Kota Malang, yang membacakan naskah deklarasi sebagai bentuk komitmen bersama untuk memperkuat keanggotaan dan memperjuangkan isu-isu buruh secara solutif dan berkelanjutan.
“Kami siap menjalankan amanah organisasi, membesarkan anggota, dan menjadikan Sarbumusi sebagai ruang strategis perjuangan buruh,” ujarnya.
Dukungan Politik dan Moral dari Hj. Hikmah Bafaqih
Hadir dalam acara tersebut Hj. Hikmah Bafaqih, M.Pd., anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, yang memberikan sambutan sekaligus dukungan moral dan politik. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa Sarbumusi adalah representasi nyata Nahdlatul Ulama dalam dunia perburuhan.
“Sebagai badan otonom NU, Sarbumusi memiliki dua mandat penting: membela buruh sebagai umat dan merawat dunia kerja sebagai bagian dari ibadah sosial. Sarbumusi bukan sekadar serikat buruh—ia adalah wajah NU di dunia kerja,” ungkap Hikmah.
Ia juga mengajak seluruh kader dan anggota Sarbumusi untuk terus menjadikan nilai-nilai keislaman, keindonesiaan, dan kemanusiaan universal sebagai identitas gerakan.
Wawasan Kebangsaan sebagai Fondasi Ideologis
Setelah deklarasi, peserta mendapatkan pembekalan materi Wawasan Kebangsaan dan Ketenagakerjaan. Materi ini disampaikan untuk memperkuat ideologisasi perjuangan buruh agar tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga berbasis pada prinsip kebangsaan dan spiritualitas.
Samsul Hadi, dari DPC Kabupaten Malang, menjadi salah satu pemateri yang memaparkan sejarah perjuangan Sarbumusi, tantangan baru dalam dunia kerja modern, serta pentingnya pengorganisiran buruh di sektor informal yang kerap terpinggirkan.
Simbol Perjuangan dan Semangat Baru
Acara ditutup dengan penandatanganan simbolik oleh perwakilan federasi dan tamu undangan, doa bersama, serta sesi foto dengan latar semangat “Bergerak Bersama, Maju Bersama!”
Agung, salah satu peserta menyebut momen ini sebagai tonggak penting dalam kebangkitan buruh NU.
“Federasi ini bukan sekadar organisasi baru. Ini adalah jalan juang baru, wadah untuk kita mengartikulasikan harapan dan perlawanan buruh NU di Malang Raya,” katanya penuh semangat.