Jatimku.com – Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, mengungkapkan bahwa tantangan utama bagi Kementerian Agama saat ini bukan sekadar menjalankan program formal, tetapi menjembatani jarak antara umat dan ajaran agamanya masing-masing.
Pernyataan itu disampaikannya saat memberikan sambutan dalam peringatan Hari Raya Waisak di Wihara Ekayana Arama, Jakarta Barat, pada Senin (12/6). Menurutnya, kedekatan umat dengan nilai-nilai agama memiliki pengaruh besar terhadap kondisi sosial masyarakat secara keseluruhan.
"Kalau umat beragama sudah menyatu dengan ajaran agamanya, saya kira tidak perlu ada polisi di negeri ini," ujar Nasaruddin. Ia menekankan bahwa pemahaman dan pengamalan nilai-nilai luhur dari setiap agama dapat menciptakan masyarakat yang damai, tertib, dan saling menghargai.
Menag juga menanggapi hasil survei yang menunjukkan penilaian positif terhadap kinerjanya sebagai Menteri Agama. Namun, ia mengaku belum puas. “Mungkin kulit luarnya saya berhasil, tapi bagi saya sendiri juga merasa belum berhasil, bahkan belum berkeringat,” katanya.
Selama umat masih merasa jauh dari inti ajaran agamanya, lanjut Nasaruddin, maka hal itu tetap menjadi pekerjaan rumah besar bagi Kementerian Agama. Ia berharap momentum peringatan Waisak dapat menjadi refleksi bersama bagi seluruh umat beragama untuk mempererat harmoni dan kembali pada esensi ajaran spiritual masing-masing.
Acara peringatan Waisak tersebut dihadiri tokoh-tokoh lintas agama serta ratusan umat Buddha yang mengikuti dengan khidmat. Kehadiran Menag di tempat ibadah umat Buddha ini juga menunjukkan semangat inklusif dan komitmen pemerintah dalam menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia.