Baby AE - Halo para Bunda, kali ini saya akan membahas tentang melahirkan melalui caesar. Sudah tahu kan, Bunda caesar itu apa? Kalau menurut Bunda lebih nyaman dan aman mana melahirkan melalui caesar atau normal? Lalu, kenapa lebih banyak ibu yang memilih melahirkan secara caesar? Ada yang tahu tidak? Yuk, langsung saja simak penjelasan di bawah ini!
Setiap perempuan hamil
berhak memilih akan melahirkan dengan cara seperti apa. Disobek-sobek perutnya
kah, hehe atau dengan cara yang bagaimana mereka berhak memilih. Namun, disamping bergantung
pada keinginan si calon ibu, ini juga ditentukan oleh kondisi kesehatan dan
kehamilan sang ibu. Apakah cocok dengan cara persalinan yang dipilihnya.
Selain itu, dokter pun
memiliki wewenang untuk memberitahukan perkembangan kehamilan si ibu untuk
menghindari dan menangani komplikasi atau kondisi darurat yang mungkin terjadi.
Namun, tidak hanya sedikit rencana persalinan normal dan berakhir di ruang
operasi karena sejumlah alasan. Beberapa tahun belakangan ini mungkin juga kamu
lebih banyak menemukan kasus persalinan secara caesar daripada normal. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Estetis dan Medis Badan
Kesehatan Dunia dan WHO pernah merekomendasikan jumlah persalinan caesar yang seharusnya terjadi adalah
hanya sebanyak 15% dari seluruh proses persalinan yang ada. Kalau di Australia yang
juga dijuluki negeri Kangguru itu, persalinan melalui caesar mencapai angka 30,2% dari seluruh proses persalinan yang
terjadi sepanjang tahun 2004. Begitu juga di beberapa negara lain, persalinan caesar seperti suatu hal yang sudah
pasti akan terjadi.
Baca juga: Resiko Hamil Bareng Sahabat
Bukan lagi hal yang terpaksa dilakukan karena kondisi darurat. Apabila angka persalinan secara caesar terus meningkat hingga 50% di Australia, dapat ditarik kesimpulan bahwa cara seperti itu akan menjadi metode paling dipilih oleh para ibu hamil atau calon ibu di sana. Mungkin saja juga demikian di negara-negara lain.
Baca juga: Resiko Hamil Bareng Sahabat
Bukan lagi hal yang terpaksa dilakukan karena kondisi darurat. Apabila angka persalinan secara caesar terus meningkat hingga 50% di Australia, dapat ditarik kesimpulan bahwa cara seperti itu akan menjadi metode paling dipilih oleh para ibu hamil atau calon ibu di sana. Mungkin saja juga demikian di negara-negara lain.
Seorang penulis bernama
Michelle Hamer mengungkapkan bahwa salah satu penyebab persalinan caesar lebih banyak terjadi daripada
persalinan secara normal adalah alasan estetika. Karena sekarang banyak
perempuan yang tidak ingin mengalami rasa sakit terhadap proses persalinan.
Selain itu, banyak juga perempuan yang ingin proses melahirkannya berlangsung
lebih cepat dan dengan kapasitas rasa sakit yang sedikit. Namun, ada juga ibu
atau calon ibu yang tidak ingin mengalami robekan pada bagian perineumnya
karena alasan tertentu.
Bagi banyak ibu atau
calon ibu mungkin berpendapat kalau persalinan melalui caesar itu lebih aman dibandingkan dengan normal. Lalu, benarkah
hal itu?
Menurut David Ellwood,
seorang profesor obstetrik dan ginekologi dari Universitas Nasional Australia mangatakan,
bahwa secara risiko persalinan secara normal lebih aman dibanding dengan caesar. Beberapa implikasi yang bisa
muncul di kemudian hari dari persalinan caesar
di antaranya dapat mempengaruhi/ menurunkan tingkat kesuburan, meningkatkan
risiko kehamilan ektopik, dan kelahiran mati (still birth). Karena operasi ini
tergolong operasi besar yang bisa menimbulkan komplikasi seperti perdarahan dan
infeksi. Sedangkan melahirkan secara normal memiliki tingkat risiko komplikasi
lebih rendah, baik bagi si ibu maupun janin. So, sarannya lebih baik melahirkan
dengan cara operasi tidak dilakukan di luar alasan medis yang pasti.
Ada pun beberapa alasan
kenapa harus dilakukan persalinan secara caesar,
yaitu karena kelainan atau masalah pada janin (misalnya terlilit tali pusat),
persalinan yang panjang (biasanya disebabkan ukuran pinggul ibu yang sempit
sehingga sulit dilewati oleh janin), posisi janin yang tidak kunjung turun
menuju jalan lahir, perdarahan plasenta, dan tekanan darah tinggi yang dialami
sang ibu.
Semakin banyaknya
perempuan yang melahirkan dalam usia rawan serta kelahiran kembar atau lebih
dari satu juga bisa menyebabkan suatu rencana persalinan normal akhirnya
berbelok menjadi persalinan secara caesar.
Melahirkan secara caesar yang tidak terencana sebelumnya
bisa terjadi pada siapa saja. Bahkan apabila kamu sudah positif akan bisa
bersalin secara normal, lalu kemungkinan bersalin melalui jalan operasi bisa
saja menjadi tak terelakkan karena kondisi darurat tertentu. Nah, pada saat itu
terjadi mintalah pada dokter atau suster yang membantu persalinanmu untuk
sedikit meredupkan lampu ruang bersalin segera setelah bayi kamu lahir saat
dokter mendekatkan dan menaruh si kecil di dadamu (ini jika kamu tidak dibius
total). Karena hal ini bisa membuatmu lebih tenang dan rileks setelah gagal
berusaha untuk melahirkan secara normal. Hal ini juga dapat mengurangi risiko trauma pada
dirimu.
Jika mendekati due date, bicarakan dengan dokter mengenai pilihan cara
bersalin pada dirimu dan jangan pernah absen melakukan pemeriksaan prenatal
untuk mengetahui setiap perkembangan kehamilanmu.
Bagaimana para Ibu maupun
calon Ibu? Sudah paham kan sekarang? Buat yang mau bertanya boleh lho, tulis di kolom komentar ya J.
All picture by: Google