Asma memang hanya mendapat uang jajan sehari sekali. Itu pun hanya dua ribu rupiah. Terkadang uang itu habis, kadang juga ada kembalian yang dia tabung.
Sudah seminggu ini dia ingin tongkat Frozen seperti milik temannya. Sebuah tongkat yang berdesain Elsa, bisa mengeluarkan lagu seperti di film Frozen, serta di atasnya ada lampu yang bisa berputar. Mirip dengan lampu bintang yang biasa digunakan sebelum tidur.
Karena memang sedang tak punya uang, saya pun hanya mengatakan lain kali. Sayangnya dia sudah tak sabar ingin punya tongkat tersebut. Hasilnya, dia mengatakan akan memecah celengan ayam untuk membeli tongkat itu.
Sesak rasanya. Untuk sebuah tongkat saja dia harus memakai uangnya sendiri, tapi dari sanalah dia belajar.
Mulai hari Senin, uang sakunya dikumpulkan ke dalam celengan karena saya berkata uangnya kurang dan akan membeli di hari Minggu. Dengan tak sabar, dia terus bertanya kapan itu hari Minggu. Sampai saya bosan berkali-kali menjelaskan padanya.
Sampai pada kemarin, 15 Mei 2016. Asma membuka celengannya sendiri, mengeluarkan uang di dalamnya, lalu kami pun menghitungnya dengan seksama. Akhirnya total keseluruhan uang yang ada di celengannyai sekitar 250.000. Lumayan banyak, sepertinya masih sisa jika untuk membeli tongkat frozen.
Akhirnya dengan diantar Ayah, Asma pergi ke toko mainan. Cukup lama, namun pulangnya membawa tongkat idamannya. Dengan senyum lebar, dimainkannya tongkat tersebut. Saat itu, dia juga belajar bahwa untuk mendapatkan sesuatu, tidak ada yang instan, semuanya perlu perjuangan.
Ah, demi sebuah tongkat frozen.